Calon Hafiz Quran ini Meninggal Dunia karena Disiksa Petugas Asrama, Buku Hariannya Berisi Penyiksaan yang dialaminya
Memiliki anak sebagai hafidz atau hafidzah Quran atau para penghafal Quran jelas menjadi cita-cita para orangtua.
Karena hal ini tidak hanya akan menjadi syafa’at bagi sang anak, tetapi juga dapat menyelamatkan orangtuanya dari siksa api neraka.Karenanya banyak orangtua berlomba-lomba mendidik anaknya untuk menjadi seorang penghafal Quran sejak dini.
Baik itu dilakukan secara langsung atau melalui sekolah tahfidz.
Memiliki anak sebagai hafidz atau hafidzah Quran atau para penghafal Quran jelas menjadi cita-cita para orangtua.
Karena hal ini tidak hanya akan menjadi syafa’at bagi sang anak, tetapi juga dapat menyelamatkan orangtuanya dari siksa api neraka.Karenanya banyak orangtua berlomba-lomba mendidik anaknya untuk menjadi seorang penghafal Quran sejak dini. Baik itu dilakukan secara langsung atau melalui sekolah tahfidz.
Tetapi, sebelum memutuskan mengirim anak ke sekolah tahfidz, ada baiknya para orangtua melakukan pengecekan terlebih dahulu untuk memastikan apakah sekolah tahfidz tersebut cocok dan aman bagi sang anak.Jangan sampai, sekolah yang diharapkan dapat menjadi wadah memperdalam ilmu agama malah jadi tempat ‘mengerikan’ bagi sang anak.
Seperti yang tertuang pada kasus di Johor, Malaysia.
Seorang bocah 11 tahun bernama Mohamad Thaqif Amin Mohd Gaddafi mengalami koma di Rumah Sakit Sultan Ismail dan akhirnya meninggal dunia akibat disiksa petugas asrama sekolah tahfidz tempatnya mengenyam pendidikan agama.
Bahkan sebelum meninggal, kaki Thaqis sempat diamputas karena mengalami infeksi akibat penganiayaan tersebut.
Belum diketahui apa motif atau penyebab petugas asrama melakukan penganiayaan kepada bocah malang tersebut.
Namun di buku hariannya, Thaqif sempat menceritakan penyiksaan yang dialaminya. Dia juga menuliskan pesan untuk orangtua dan gurunya.
Berikut bunyinya;
“Besok, aku ingin menelepon ibuku.Aku ingin mengatakan kepadanya bahwa ingin pindah karena kemarin aku dipukul tanpa alasan.
“Dia (petugas asrama) menyuruhku mencuci nampan tetapi itu bukan giliranku, tetapi dia terus memaksa“.
“Lalu aku mencuci cangkirku“.
“Setelah aku mencuci cangkir dan ingin meletakkan, dia meninju pantatku“.
“Aku tidak tahan lagi“.
“Ya Allah, tolong buka hati kedua orang tuaku, dan semoga Ustaz Afdol dan Sheikh Fahmi mengizinkanku untuk pindah“.
“Tolong beri hamba harapan ya Allah. Amin,” demikian dilansir Tribunnews.com.
Sumber: Islamnews.xyz
0 Response to "Calon Hafiz Quran ini Meninggal Dunia karena Disiksa Petugas Asrama, Buku Hariannya Berisi Penyiksaan yang dialaminya"
Posting Komentar